Kamis, 15 Maret 2012

HAMA DAN PENYAKIT

HAMA DAN PENYAKIT
Oleh. Muhammad Ali Efendi, S.Si,  M.Si

Hama dan penakit merupakan masalah yang sering dihadapi oleh petani. Hama dan penyakit bersifat merugikan karena bisa mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman budidaya, bahkan bisa menurunkan kualitaas dan kuantitas hasil panen. 
Hama adalah hewan pengganggu, sedangkan penyakit adalah mikroorganisme pengganggu. Salah satu contoh hama adalah tikus, belalang, ulat, wereng, flutella dan sebagainya. Jamur, bakteri, virus dan protozoa merupakan penyakit.

Untuk menanggulangi hama dan penyakit, petani biasanya menggunakan bahan kimia yang berupa pestisida, rodentisida, fungisida, dan sebagainya. Kelebihan bahan kimia untuk menanggulangi hama dan penyakit adalah penanggulangan bersifat cepat dan mematikan. Tetapi dampak negatifnya sangat luar biasa. Diantaranya banyak organisme non target yang mati. misalnya organisme penyubur tanah (Lumbricus terestris), tingkat kesuburan tanah menurun, tingkat keanekaragaman hayati menurun, hasil panennya tidak aman bagi kesehatan dan yang tidak kalah membahayakan adalah adanya biomagnifikasi. Biomagnifikasi atau pemekatan hayati adalah peningkatan kadar polutan pada tubuh makhluk hidup melalui peristiwa makan dan dimakan (food chain or food web).
Pengendalian hayati adalah salah satu solusi. Pengendalian hayati dilakukan untuk menanggulangi hama dan penyakit dengan menggunakan agent alamiah. Pengendalian ini menggunakan prinsip peristiwa makan dan dimakan. Adanya hama dikarenakan menurunnya atau bahkan punahnya predator dari hama tersebut. Misalnya hama tikus terjadi karena keberadaan populasi ular dan burung pemakang tikus keberadaannya di daerah tersebut berkurang bahkan punah; hama ulat bulu yang sekarang terjadi di beberapa kabupaten di Jawa Timur juga dikarenakan keberadaan populasi predator ulat bulu berkurang.
Pengendalian hayati memiliki beberapa keuntungan, diantaranya bersifat ramah lingkungan, murah dalam pembiayaan, dan tidak bersifat membunuh organisme selain organisme target. Tetapi kekurangan dari pengendalian hayati adalah bersifat lambat dalam menangani hama dan penyakit. Padahal hama dan penyakit bersifat cepat dalam merusak tanaman pertanian. Makanya kita tidak bisa menyalahkan petani yang lebih memilih penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama dan penyakit daripada menerapkan pengendalian hayati.