Kamis, 04 Februari 2010

Keanekaragaman Hayati

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Oleh. Muhammad Ali Efendi, M.Si

A.Keanekaragaman Hayati
Makhluk hidup memiliki persamaan dan perbedaan. Perbedaan makhluk hidup dapat dilihat dari bentuk, jumlah, ukuran, warna tubuh, alat gerak dan sebagainya. Perbedaan ciri ini memperlihatkan adanya keberagaman sifat makhluk hidup. Keberagaman dan keseragaman sifat atau ciri makhluk hidup membentu k keanekaragaman hayati. Perbedaan keberagaman/perbedaan sifat pada satu jenis makhluk hidup disebut variasi.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh:
1.Faktor Keturunan (Gen) : Merupakan sifat bawaan yang diwariskan turun temurun dari induk ke keturunannya, menentukan genotif pada makhluk hidup.
2.Faktor Lingkungan : Semua faktor fisik yang ada di sekitar makhluk hidup. Diantaranya adalah topografi, geologi, dan iklim, menentukan sifat fenotip (yang tampak dari luar) makhluk hidup.

B.Tingkat Keanekaragaman
Secara garis besar keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
1.Keanekaragaman Gen
- Gen adalah materi di dalam kromosom yang menentukan sifat atau karakter makhluk hidup.
- Sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotip atau pembawaan.
- Keanekaragaman gen atau variasi gen dalam spesies yang sama menimbulkan varietas (tumbuhan) dan Varians (hewan).
- Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami (misalnya akibat perkawinan atau interaksi dengan lingkungan) dan buatan (misalnya proses budidaya oleh manusia).
- Keragaman susunan gen setiap makhluk hidup merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mendapatkan bibit unggul.
- Substansi yang terdapat dalam setiap makhluk hidup disebut plasma nutfah.
- Contoh keanekaragaman gen adalah adanya apel merah, hijau dan kuning; kelapa kopyor, kelapa hijau dan sebagainya.
2.Keanekaragaman Jenis/Spesies
- Keanekaragaman hayati tingkat jenis lebih mudah dibedakan karena perbedaan sifatnya mencolok.
- Misalnya pada kelompok pinang (Palmae), ada kelapa, aren, dan pinang; Insekta ada lalat, nyamuk, kupu-kupu dan lebah.
3.Keanekaragaman Ekosistem
- Interaksi antara faktor biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.
- Faktor biotik dan abiotik yang ada sangat bervariasi sehingga menimbulkan variasi pada ekosistem yang dibentuknya.
- Keanekaragaman hayati pada lingkungan yang berlainan akan membentuk ekosistem yang berbeda.

C.Klasifikasi Makhluk Hidup
- Keanekaragaman makhluk hidup tinggi, oleh karena itu perlu adanya pengelompokan atau klasifikasi.
- Tujuan klasifikasi: 1. Menyederhanakan objek studi yang beranekaragaman.
2. Memudahkan pengenalan terhadap keanekaragaman.
3. Memudahkan dalam mempelajari objek keanekaragaman.

- Manfaat Klasifikasi 1. Mengetahui kegunaan masing-masing jenis bagi manusia.
2. Mengetahui adanya saling ketergantungan diantara makhluk hidup.
3. Mengetahui cirri dan sifat masing-masing jenis.
4. Mengetahui kekerabatan antar makhluk hidup.
5. Mengetahui manfaat keragaman bagi kelangsungan hidup manusia.

Selasa, 02 Februari 2010

INOVASI BELAJAR


INOVASI BELAJAR

Oleh.
Muhammad Ali Efendi, S.Si, M.Si



Masih ingat iklan televisi yang sering diulang-ulang. “Suzuki, Inovasi tiada henti.” Itulah iklannya. Apa yang terpikirkan pada iklan tersebut? Suzuki selalu dan selalu melakukan inovasi. Suzuki senantiasa berinovasi. Inovasi, itulah Suzuki!. Tulisan ini tidak hadir untuk maksud promosi.
Analogi dari iklan tersebut adalah “Belajar, inovasi tiada henti.” Mengapa belajar harus melakukan inovasi?” Belajar merupakan sistem organisasi yang kompleks. Didalamnya terdapat beraneka ragam mata pelajaran. Setiap mata pelajaran punya “karakter atau tingkat kesulitan” yang berbeda-beda. Sehingga setiap mata pelajaran membutuhjkan cara dan teknik belajar yang relative berbeda.
Belajar merupakan suatu bagian dari sisi kehidupan manusia. Proses belajar melibatkan siapa yang diajar dan siapa pengajarnya, sedangkan apa yang kita harapkan dari belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru dan menarik. Sesuatu yang baru, orisinil, dan unik dapat merupakan hasil inovatif. Oleh karena itu dibutuhkan proses pembelajaran yang inovatif. Proses pembelajaran yang inovatif perlu didukung oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Ruang untuk menciptakan suatu kreativitas.
Pembentukan kreativitas memerlukan faktor pendukung pembelajaran yang secara fisik dan konseptual dapat mengembangkan kreativitas siswa didik. Misalnya dalam bentuk fisik pengadaan komputer, buku-buku yang menarik bagi peserta didik. Sedangkan secara konseptual seperti pengadaan materi pembelajaran yang berorientasi iptek dan prestasi.

2. Pengajaran yang inovatif.
Pendidik harus mampu untuk membaca situasi dan memonitor serta mengevaluasi peristiwa-peristiwa serta sanggup mengambil resiko untuk melakukan inovasi dalam proses pengajaran. Menurut Woods (1997) dalam mengajar guru hendaknya memiliki kemampuan inovasi, humor dan mampu membuat situasi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, memiliki ide-ide imajinatif yang dapat mendorong kemampuan anak untuk berkreasi dan melakukan refleksi yang kritis.
Ketika siswa tidak mampu melakukan inovasi belajar, yang terjadi adalah siswa merasa “menderita”, “terbelenggu”, sehingga tidak dapat “menikmati” proses belajar. Akibatnya potensi siswa tidak berkembang. Masa depan siswa terbayang menjadi terbengkalai.
Padahal para siswa dikarunia Yang Maha kuasa berbagai kecerdasan. Yang oleh Howard Gardner disebut kecerdasan majemuk. Semua anak mempunyai kelebihan. Semua anak punya yang namanya kecerdasan majemuk. Ada siswa yang cerdas dalam bahasa, cerdas matematika, cerdas musik atau cerdas tubuh. Empat kecerdasan lain juga ada pada siswa seperti cerdas spasial, cerdas natural, cerdas bergaul, dan cerdas diri.
Setiap kecerdasan tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing. Setiap siswa akan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang memperlihatkan kecerdasan terkuatnya. Kegiatan seperti menulis cerita dan esai, menceritakan lelucon, cerita, plesetan, membaca puisi, menggunakan kosakata luas, bermain word game dan menggunakan kata untuk menggambarkan sebuah citra merupakan kegiatan yang mencerminkana cerdas bahasa. Siswa harus dapat menemukan inovsi belajar sehingga muncul dalam benaknya menemukan sesuatu yang membuat “AHA!”, "LUAR BIASA", Mewujudkan ide-ide baru atau inovasi baru dalam belajar. Sehingga siswa dapat menikmati belajarnya sehingga sukses dalam hidup dan kehidupannya.