Kamis, 14 Januari 2010

DAHSYATNYA KHASIAT WUDHU

Wudhu adalah ritual penyucian yang mengutamakan unsur kesehatan. Bagian yang dibasuh merupakan titik-titik penting peremajaan tubuh yang juga merupakan pintu masuk bagi kuman, virus, dan bakteri.Bagaimanakah wudhu bisa menangkalnya?
Menurut Dr. Magomedov (Daghestan State Medical Academy) menjelaskan bahwa wudhu dapat merangsang irama tubuh alami khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots atau titik-titik biologis. Guyuran air wudhu dalam konsep modern merupakan hidromassage (pijat dengan memanfaatkan air). Selain itu, menurut Mokhtar Salem, dengan wudhu bisa mencegah kanker kulit.

Selasa, 12 Januari 2010

DUNIA INSECTA

TEKNIK PELEPASAN SISIK SAYAP KUPU-KUPU
DALAM PROSES PENENTUAN FAMILI
BERDASARKAN VENASI SAYAP

Oleh. Muhammad Ali Efendi
G352070311

A.Pendahuluan
1. Sekilas Tentang Kupu-Kupu
Serangga menyusun sekitar 64 % (950.000 spesies) dari total spesies yang diperkirakan ada di bumi ini (Grombridge, 1992). Dengan jumlah spesies individu yang begitu besar maka serangga memegang peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem. Diantara peran tersebut adalah : herbivor, predasi, parasitisme, dekomposisi, penyerbukan, spesies indikator dan sebagainya (Speight et.al., 1999 dalam Shahabudin, 2003).
Kupu-kupu dan ngengat merupakan kelompok dari ordo Lepidoptera yang dipisahkan dari kelompok lain karena memiliki sayap yang bersisik (Braby 2000). Kupu-kupu beraktivitas diurnal yang berarti aktif terbang pada siang hari. Ciri khas kupu-kupu adalah mempunyai dua pasang sayap bersifat membraneus tertutup sisik yang mudah terlepas serta sebagian besar tubuh dan tungkai juga tertutup sisik (Borror et al. 1996). Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna dengan siklus hidup: telur-larva-pupa-dewasa (Peggie & Amir 2006). Kupu-kupu dewasa memiliki peran menguntungkan antara lain sebagai serangga polinator dalam membantu penyerbukan bunga (Borror et al. 1996), dan sebagai indikator kualitas lingkungan (Holloway et al. 1987). Kupu-kupu pada saat stadium larva atau ulat dapat bersifat merugikan yaitu sebagai hama pada tanaman budidaya (Kalshoven 1981).

Kupu-kupu dikelompokkan dalam dua superfamili, yaitu Papilionoidea (True butterflies) yang terdiri atas 4 famili yaitu Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae dan Lycaenidae; dan Hesperioidea (Skipper) yang terdiri atas satu famili yaitu Hesperiidae (Ackery, 1984). Karakteristik superfamili Papilionoidea adalah antena kanan dan kiri berdekatan dan membesar di ujung tetapi tidak bersiku dan tubuhnya relatif lebih ramping. Hesperioidea dicirikan dengan antena kanan dan kiri berjauhan, bersiku di ujungnya dan tubuhnya relatif lebih gemuk (Peggie & Amir 2006).
Klasifikasi kupu-kupu menurut Hoges, et al (1983) dalam Borror, et al (1996) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Sub Ordo : Dytrysia

Lebih dari 17,000 jenis kupu-kupu dapat dibedakan berdasarkan warna sayap, banyak jenis secara seksual dimorphic, dan yang lain berisi individu dengan pola sayap berbeda pada permukaan sayap dorsal dan ventral (Beldade P, Brakefield PM, 2002)

2. Teknik-Teknik Penentuan Famili Pada Kupu-Kupu
Karakter utama yang biasa digunakan untuk mengelompokkan lepidoptera ke dalam famili terutama adalah berdasarkan venasi sayap. Karakter lainnya adalah ada tidaknya frenulum, ocelus, karakter kaki, alat mulut dan antena. Kebanyakan para pemula mengidentifikasi dengan membandingkan spesimen dengan contoh kupu-kupu yang telah teridentifikasi (Amir et al. 2003).

Gambar 1. Contoh sayap bagian depan dan belakang pada beberapa ordo yang berbeda berdasarkan pola venasi sayap (De Cellis & Benjumea, 2003)

Pada umumnya Pola pembuluh darah atau venasi pada suatu sayap serangga adalah species-specific dan dapat digunakan dalam taksonomi (Tofilski A, 2004). Perbedaan karakteristik pola venasi sayap pada ordo dan famili serangga terjadi pada jumlah pembuluh, posisi dan diferensial (De Cellis JF, Benjumea FJD. 2003); pola pembuluh darah pendukung di dalam sayap serangga bervariasi secara luas antar famili dan ordo serangga (Combes SA, Daniel TL, 2005).
Menurut Amir et. al (2003), identifikasi kupu-kupu sampai pada tingkat famili berdasarkan venasi sayap memerlukan pengetahuan tentang nama, kedudukan dan cabang-cabang venasi sayap yang terdapat pada sayapnya selain karakter-karakter lainnya.
Banyak pola unsur-unsur sayap kupu-kupu mempunyai simetri atau batasan-batasan berhubungan dengan posisi pembuluh darah; bagaimanapun, hubungan antara perkembangan pembuluh darah dan pembentukan banyak warna spesifik mempola unsur-unsur tinggal suatu pertanyaan terbuka (Reed RD & Gilbert RE, 2004).
Untuk mengetahui secara detail mengenai rincian-rincian rangka sayap pada spesimen kupu-kupu atau ngengat tanpa perlakuan khusus apapun dari spesimen atau dalam beberapa hal rincian sayap-sayap spesimen dapat terlihat secara detail dengan meneteskan beberapa tetes alkohol, eter atau xylen pada sayap spesimen atau dengan mengerok sisik pada sayap spesimen secara hati-hati (Borror, et al,1996).

B. Teknik Pelepasan Sisik Sayap Kupu-Kupu
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelepasan sisik sayap kupu-kupu diantaranya gelas arloji (3 buah), Cawan preparat (1 buah), gelas objek ukuran 50x50cm, kaca penutup, label, penjepit dan jarum disseksi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol 95%, HCl 10%, NaCl cair dan Na hipoklorit (bisa digantikan oleh clorox).
2. Alur Kerja
Alur kerja dalam pelepasan sisik kupu-kupu:
• Potong sayap kupu-kupu satu sisi. Dalam proses ini diusahakan tidak merobek penghubung-penghubung seperti frenulum. Agar frenulum tidak robek, potonglah secara bersamaan sayap depan dengan sayap belakang.
• Masukkan sayap ke dalam gelas arloji yang berisi alkohol 95% selama beberapa menit, kemudian masukkan ke dalam HCl beberapa detik.
• Langkah selanjutnya masukkan sayap dalam larutan NaCl dan Na-hipoklorit (atau clorox). Diamkan beberapa menit sampai warna hilang.
• Apabila sayap-sayap tersebut lambat dalam dalam pembersihan, celupkan kembali ke dalam larutan asam lagi dan ke larutan penggelantang (Clorox).
• Bilas sayap dengan air untuk menghilangkan penggelantang yang berlebihan.
• Letakkan sayap pada kaca objek sampai kering kemudian dan tutup dengan pelindung atau penutup.
• Beri label pada kaca pelindung
Sayap kupu-kupu bersifat membraneous dan sangat berbeda dalam ukuran, bentuk dan pola. Venasi sayap sangat penting dalam penggolongan kupu-kupu. Ada beberapa notasi untuk mendeskripsikan venasi sayap (Fleming WA. 1983).
Beberapa kupu-kupu tidak mempunyai semua pembuluh darah terutama di area apikal.
Sebagai tambahan, ada pembuluh darah yang menguraikan sel dikenal sebagai radius; sepanjang bagian bawah disebut cubitus; di akhir sel disebut discocellulars, yang lebih rendah, pertengahan dan bagian atas (yang ditandai L, M, U), yang bagian atas adalah sering usang.

3. Kelemahan dan Kelebihan Teknik Pelepasan Sisik Sayap Kupu-Kupu
Pelepasan sisik sayap kupu-kupu dalam proses penentuan famili berdasarkan venasi sayap memiliki kelemahan diantaranya dengan adanya pelepasan sisk sayap mengakibatkan sayap rusak sehingga kita tidak bisa melihat kondisi sayap sesungguhnya; pelepasan sisik sayap akan menyebabkan kita sulit untuk menentukan nama ilmiah spesies tersebut. Hal ini karena warna dan bentuk spot merupakan karakter spesifik suatu spesies yang membedakan spesies satu dengan lainnya. Serta nilai estetika atau keindahan hilang akan proses ini. Sedangkan kelebihannya susunan venasi sayap spesimen dapat dilihat dengan jelas sehingga kita dapat menentukan famili kupu-kupu berdasarkan venasi ini. Perlu diketahui masing-masing famili memiliki karakteristik susunan venasi sayap yang berbeda.


C. Penutup
1. Kesimpulan
Pada umumnya Pola pembuluh darah atau venasi pada suatu sayap serangga adalah species-specific dan dapat digunakan dalam taksonomi. identifikasi kupu-kupu sampai pada tingkat famili berdasarkan venasi sayap memerlukan pengetahuan tentang nama, kedudukan dan cabang-cabang venasi sayap yang terdapat pada sayapnya selain karakter-karakter lainnya. Sayap kupu-kupu bersifat membraneous dan sangat berbeda dalam ukuran, bentuk dan pola. Venasi sayap sangat penting dalam penggolongan kupu-kupu.

2. Saran
Mengingat teknik pelepasan sisik sayap kupu-kupu dalam proses penentuan famili berdasarkan venasi sayap mengakibatkan sayap rusak sehingga kita tidak bisa melihat kondisi sayap sesungguhnya dan nilai estetika atau keindahan hilang akan proses ini. Maka perlu dicari teknik lain dalam mengetahui pola venasi sayap tanpa adanya pelepasan sisik sayap. Misalkan dengan menggunakan teknologi komputerisasi atau scan.


DAFTAR PUSTAKA

Ackery PR. 1984. Systematic and Faunistic Studies on Butterflies. Di dalam: Vane Wright RI, Ackery PR, editor. The Biology of Butterflies. Symposium of The Royal Entomological Society of London (11); London, 23-26 September 1981. London: Academic Pr. Hlm 9-21

Amir M, Noerdjito, Kahono S. 2003. Kupu (Lepidoptera). Di dalam: Amir M, Kahono S, editor. Serangga Taman nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Bogor: BCP-JICA. Hlm 123-140.

Beldade P, Brakefield PM, 2002. The Genetics and Evo-Devo of Butterfly Wing Patterns. Institute of Evolutionary and Ecological Sciences, Leiden University. DOI:10.1038/nrg818

Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Braby MF. 2000. Butterflies of Australia: Their Identification, Biology and Distribution. Canberra: Australian National Insect Collection CSIRO Entomology.

Combes SA, Daniel TL, 2005. Floral Stiffness In Insect Wings: Effect of Wing Venation anf Stiffness Distribution on Passive Bending. American Entomologist, Volume 51 No. 1

De Cellis JF, Benjumea FJD. 2003. Developmental Basis For Vein Pattern Variation In Insect Wings. Int. J. Dev. Biol. 2003; 47: 653-663

Fleming, WA, 1983. Butterflies of West Malaysia and Singapore. Selangor: Longman.
Gullan PJ, Cranston PS. 2000. The Insect An Outline Of Entomology Second Edition. Tokyo: Blackwell Science

Peggie & Amir M. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden – Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor. Bidang Zoologi, pusat penelitian biologi, LIPI Cibinong dan Nagao Natural Environment Foundation. Tokyo.

Reed RD, Gilbert RE, 2004. Wing Venation and Distal Less Expression In Heliconius Butterfly. Dev Genes Evol (2004) 214: 628–634. DOI 10.1007/s00427-004-0439-8

Tofilski A, 2004. DrawWing, a Program for Numerical Description of Insect Wings. Journal of Insect Science. 2004. 4:17

KERAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: DITRYSIA) DI KAWASAN "HUTAN KORIDOR" TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK JAWA BARAT

MUHAMMAD ALI EFENDI. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera: Ditrysia) Di Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat. Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN dan TRI ATMOWIDI.

Kupu-kupu (Lepidoptera) berperan penting dalam ekologi, antara lain sebagai polinator dan bioindikator lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keragaman kupu-kupu di kawasan “hutan koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGH-S); mempelajari hubungan keragaman kupu-kupu dengan waktu pengamatan, volume nektar, dan faktor lingkungan; dan mempelajari karakteristik tipe sisik sayap kupu-kupu.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2008. Pengamatan ini dilakukan di tiga tipe habitat, yaitu (1) “hutan koridor”, (2) lahan pertanian dan (3) perkebunan teh di PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Lokasi penelitian terletak di Desa Cipeteuy Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, dan di Desa Purwabakti Cianten Kabupaten Bogor, pada koordinat 6044’00” – 6046’30” dan 106035’30” - 106037’30”. Pengamatan keragaman kupu-kupu dilakukan dengan menggunakan metode scan sampling. Pengamatan dilakukan pukul 07.00-11.00 dan 13.00-16.00 WIB. Setiap bulan dilakukan tiga kali pengamatan dengan rute yang berbeda. Panjang setiap rute sekitar + 3 km. Pada setiap tipe habitat dilakukan pengamatan sebanyak 18 hari, sehingga total pengamatan di tiga lokasi adalah 54 hari. Pengukuran volume nektar dilakukan menggunakan mikropipet pada pukul 07.00, 09.00, 11.00 dan 14.00 WIB pada beberapa spesies tanaman dominan. Identifikasi kupu-kupu dilakukan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB dan di Laboratorium Entomologi LIPI Cibinong dan korespodensi dengan Department of Entomology, The Natural History Museum London dan Zoologisk Museum The Natural History Museum of Denmark. Pengamatan karakteristik sisik kupu-kupu dilakukan dengan mikroskop binokuler. Sisik diambil dari permukaan depan dan belakang sayap kanan. Pengambilan sisik dilakukan di tiga bagian yaitu (1) dasar (basal), (2) tengah (central) dan (3) tepi (border).
Keragaman kupu-kupu dianalisis dengan indeks keragaman Shannon (H’) dan indeks kemerataan Shannon (E) dengan menggunakan program Primer e-5. Hubungan antara spesies kupu-kupu dengan volume nektar dan faktor lingkungan digambarkan dengan scatter plot dan dianalisis dengan Principal Component Analysis (PCA) dengan Program R.2.5.1. Kesamaan kupu-kupu antar habitat dianalisis dengan indeks kesamaan Jaccard (Jc) dan Sorensen (Cs). Hubungan antar jumlah spesies, individu kupu-kupu dengan faktor lingkungan dianalisis dengan korelasi Pearson dengan menggunakan program SPSS 11.0 for windows. Estimasi jumlah individu kupu-kupu yang diperoleh dalam penelitian ini dengan jumlah individu yang ada di alam dianalisis dengan program EstimateS Win. 7.52.

Kupu-kupu yang diamati pada ketiga tipe habitat selama pengamatan terdiri dari tujuh famili dan 61 spesies dengan jumlah 7 032 individu. Tiga spesies kupu-kupu yang ditemukan dengan frekuensi tinggi secara berurutan adalah Ypthima sp. 26,95% (Nymphalidae), Eurema sp. 14,87% (Pieridae) dan Delias belisama 7,41% (Pieridae).Keragaman kupu-kupu di hutan koridor (H’=2,76) dan lahan pertanian (H’=2.78) lebih tinggi dibandingkan di perkebunan teh (H’=2.31). Keragaman kupu-kupu di hutan koridor, lahan pertanian, dan perkebunan teh masuk dalam kategori sedang (1Indeks keragaman kupu-kupu tinggi pukul 09.00-11.00 dan 13.00-14.00 WIB dan terendah pada pengamatan pukul 15.00-15.59 WIB (571 individu). Berdasarkan bulan pengamatan, keragaman kupu-kupu tinggi pada bulan Juli (H’=2.67) dan rendah pada bulan Maret (H’=2.03).
Volume nektar bunga spesies tumbuhan di hutan koridor (Impatiens platypetala Lindl., Triumfetta rhomboidea, Calliandra calothyrsus, Aeschynanthus pulcher), di Lahan pertanian (Impatiens platypetala Lindl., Ipomoea batata), dan di perkebunan teh (Tea sinensis) ditemukan tinggi pada pukul 07.00 dan 09.00. Hubungan antara keragaman kupu-kupu dengan volume nektar tidak dapat digambarkan hanya dengan mengukur volume nektar beberapa spesies tumbuhan dominan.
Pada umumnya setiap famili kupu-kupu memiliki bentuk dan tipe sisik yang berbeda. Famili Amathusidae, Hesperiidae, Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae, dan Rhiodinidae memiliki bentuk sisik segi empat (rectangular) dan segitiga (triangular). Sedangkan famili Lycaenidae hanya memiliki bentuk sisik rectangular. Sebagian besar spesies kupu-kupu memiliki bentuk sisik rectangular tipe tiga, empat, dan lima.

Kata kunci: Nektar, bunga, pertanian, perkebunan teh, sisik sayap

Senin, 11 Januari 2010

BIOLOGI DASAR

Biologi berasal bahasa Yunanidari, bios (hidup) dan logos (ilmu) yang artinya ilmu alam yang mempelajari tentang organisme hidup dan interaksinya dengan lingkungan. Sebenarnya aspek yg dipelajari di biologi adalah semua yg berhubungan dengan makhluk hidup itu sendiri.

Cabang biologi terus-menerus bertambah, sesuai dengan perkembangan ilmu biologi itu sendiri. Antara lain mikologi (ilmu tentang fungi) yang dahulu disatukan dalam botani, sekarang dipisahkan, kemudian ada fikologi (ilmu tentang alga), lalu ada bryologi (ilmu lumut), ada ichtiologi (ilmu tentang ikan), karsinologi (ilmu tentang krustasea), mammologi (ilmu tentang mammalia), ornitologi (ilmu tentang burung), entomologi (ilmu tentang insekta), paratisologi (ilmu tentang parasit), etnobotani, dan etnozoologi. Cabang biologi yg mempelajari virus disebut virologi, bakteri bakteriologi, mikroorganisme secara umum disebut mikrobiologi, tumbuhan botani, hewan zoologi, hubungan antara makhluk dan lingkungan disebut ekologi. Cabang yg mempelajari aspek kimia dari kehidupan disebut biokimia. Di sini masih bisa dibagi lagi menjadi biologi molekuler (interaksi antara molekul biologi), biologi seluler (interaksi antar pengguna telepon seluler? bukan! tapi berkaitan dengan sel), dan fisiologi (fungsi jaringan dan organ dalam tubuh). Masih banyak cabang-cabang biologi yang lainnya.
A. Manfaat Biologi dalam Bidang Kedokteran
- Transplantasi organ solusi bagi penderita gagal organ.
- Teknik bayi tabung, bagi pasutri yang sulit memiliki anak.
- Mikrobiologi kedokteran, berhasil mengidentifikasi bakteri patogen.

B. Manfaat Biologi dalam Bidang Industri
- Pemanfaatan mikroorganisme dalam industri makanan dan obat-obatan.

C. Manfaat Biologi dalam Bidang Peternakan
- Inseminasi buatan.
- Teknik fertilisasi in vitro

D. Manfaat Biologi dalam Bidang Pertanian
- Peningkatan produksi pertanian.
- Bibit unggul.
- Bioinsektisida
- Buah-buahan tanpa biji.

Kamis, 07 Januari 2010

PENDAHULUAN

www.biologiekspo.com dibuat dan didesain dalam rangka menyebarkan ilmu biologi terkini. Media ini diharapkan nantinya dapat dijadikan sebagai "ALAT DAN MEDIA" yang "STRATEGIS, EFISIENS, DAN MULTIGUNA" dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya biologi.