Selasa, 12 Januari 2010

KERAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: DITRYSIA) DI KAWASAN "HUTAN KORIDOR" TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK JAWA BARAT

MUHAMMAD ALI EFENDI. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera: Ditrysia) Di Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat. Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN dan TRI ATMOWIDI.

Kupu-kupu (Lepidoptera) berperan penting dalam ekologi, antara lain sebagai polinator dan bioindikator lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keragaman kupu-kupu di kawasan “hutan koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGH-S); mempelajari hubungan keragaman kupu-kupu dengan waktu pengamatan, volume nektar, dan faktor lingkungan; dan mempelajari karakteristik tipe sisik sayap kupu-kupu.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2008. Pengamatan ini dilakukan di tiga tipe habitat, yaitu (1) “hutan koridor”, (2) lahan pertanian dan (3) perkebunan teh di PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Lokasi penelitian terletak di Desa Cipeteuy Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, dan di Desa Purwabakti Cianten Kabupaten Bogor, pada koordinat 6044’00” – 6046’30” dan 106035’30” - 106037’30”. Pengamatan keragaman kupu-kupu dilakukan dengan menggunakan metode scan sampling. Pengamatan dilakukan pukul 07.00-11.00 dan 13.00-16.00 WIB. Setiap bulan dilakukan tiga kali pengamatan dengan rute yang berbeda. Panjang setiap rute sekitar + 3 km. Pada setiap tipe habitat dilakukan pengamatan sebanyak 18 hari, sehingga total pengamatan di tiga lokasi adalah 54 hari. Pengukuran volume nektar dilakukan menggunakan mikropipet pada pukul 07.00, 09.00, 11.00 dan 14.00 WIB pada beberapa spesies tanaman dominan. Identifikasi kupu-kupu dilakukan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB dan di Laboratorium Entomologi LIPI Cibinong dan korespodensi dengan Department of Entomology, The Natural History Museum London dan Zoologisk Museum The Natural History Museum of Denmark. Pengamatan karakteristik sisik kupu-kupu dilakukan dengan mikroskop binokuler. Sisik diambil dari permukaan depan dan belakang sayap kanan. Pengambilan sisik dilakukan di tiga bagian yaitu (1) dasar (basal), (2) tengah (central) dan (3) tepi (border).
Keragaman kupu-kupu dianalisis dengan indeks keragaman Shannon (H’) dan indeks kemerataan Shannon (E) dengan menggunakan program Primer e-5. Hubungan antara spesies kupu-kupu dengan volume nektar dan faktor lingkungan digambarkan dengan scatter plot dan dianalisis dengan Principal Component Analysis (PCA) dengan Program R.2.5.1. Kesamaan kupu-kupu antar habitat dianalisis dengan indeks kesamaan Jaccard (Jc) dan Sorensen (Cs). Hubungan antar jumlah spesies, individu kupu-kupu dengan faktor lingkungan dianalisis dengan korelasi Pearson dengan menggunakan program SPSS 11.0 for windows. Estimasi jumlah individu kupu-kupu yang diperoleh dalam penelitian ini dengan jumlah individu yang ada di alam dianalisis dengan program EstimateS Win. 7.52.

Kupu-kupu yang diamati pada ketiga tipe habitat selama pengamatan terdiri dari tujuh famili dan 61 spesies dengan jumlah 7 032 individu. Tiga spesies kupu-kupu yang ditemukan dengan frekuensi tinggi secara berurutan adalah Ypthima sp. 26,95% (Nymphalidae), Eurema sp. 14,87% (Pieridae) dan Delias belisama 7,41% (Pieridae).Keragaman kupu-kupu di hutan koridor (H’=2,76) dan lahan pertanian (H’=2.78) lebih tinggi dibandingkan di perkebunan teh (H’=2.31). Keragaman kupu-kupu di hutan koridor, lahan pertanian, dan perkebunan teh masuk dalam kategori sedang (1Indeks keragaman kupu-kupu tinggi pukul 09.00-11.00 dan 13.00-14.00 WIB dan terendah pada pengamatan pukul 15.00-15.59 WIB (571 individu). Berdasarkan bulan pengamatan, keragaman kupu-kupu tinggi pada bulan Juli (H’=2.67) dan rendah pada bulan Maret (H’=2.03).
Volume nektar bunga spesies tumbuhan di hutan koridor (Impatiens platypetala Lindl., Triumfetta rhomboidea, Calliandra calothyrsus, Aeschynanthus pulcher), di Lahan pertanian (Impatiens platypetala Lindl., Ipomoea batata), dan di perkebunan teh (Tea sinensis) ditemukan tinggi pada pukul 07.00 dan 09.00. Hubungan antara keragaman kupu-kupu dengan volume nektar tidak dapat digambarkan hanya dengan mengukur volume nektar beberapa spesies tumbuhan dominan.
Pada umumnya setiap famili kupu-kupu memiliki bentuk dan tipe sisik yang berbeda. Famili Amathusidae, Hesperiidae, Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae, dan Rhiodinidae memiliki bentuk sisik segi empat (rectangular) dan segitiga (triangular). Sedangkan famili Lycaenidae hanya memiliki bentuk sisik rectangular. Sebagian besar spesies kupu-kupu memiliki bentuk sisik rectangular tipe tiga, empat, dan lima.

Kata kunci: Nektar, bunga, pertanian, perkebunan teh, sisik sayap

1 komentar:

BOCAH MAGELANG mengatakan...

mohon cara penulisan nama species dengan benar